Deadline Task OK! Si Bos Juga Musti Pengertian!

Clock

Pekerja remote atau onsite pun mungkin akan bilang :

Deadline Task OK! Si Bos Juga Musti Pengertian!

Ada kalanya perusahaan atau bos besar atau atasan memberikan task / tugas / job kepada bawahannya dengan jangka waktu sekian waktu (dan memang seperti itu harusnya), tapi banyak pula yang memberikan jeda waktu yang sangat pendek sekali, bahkan si programmer musti jadi Superman atau Ber-Evolusi jadi Siluman Berbadan 1 Ber-Tangan 10 & Ber-Otak 5.

Nyesek memang! Tapi apa daya apa mau dikata? Job task udah memanggil, pak bos udah berikan perintah.

Short-Time Deadline atau task dengan Target Selesai dalam jangka waktu yang pendek adalah hal yang sangat tidak di sukai oleh para programmer, freelancer atau pekerja lain pada umumnya. Selain menguras tenaga, pikiran & pastinya kesehatan akan tetapi juga bisa menimbulkan masalah-masalah baru timbul setelahnya.

Sebagai contoh, membuat aplikasi yang pada umumnya selesai 1 Bulan, akan tetapi di targetkan selesai hanya dalam 2 Minggu. Maka hasil dari pembuatan aplikasi tersebut tidak akan maksimal! Misal terdapat bug atau kesalahan pada pengkoden dan validasi-validasi yang kurang optimal tentu saja kurangnya kualitas dan kesempurnaan dalam hasil akhir.

Siapa nanti yang dirugikan?

Tentunya nomor 1 adalah pihak perusahaan, karena hasil akhir dari aplikasi permintaan konsumen terdapat Bugs (Fitur yang tersembunyi) yang mana bisa saja muncul tiba-tiba saat demo / penyerahan copy aplikasi ke klien.

Lalu siapa yang di salahkan?

Mau gak mau ya yang bikin itu aplikasi yang ngetik kode! Alias si programmer !

Yaaak !! kembali lagi si programmer yang salahkan.

Deadline itu Harus!

Harus pula Masuk Akal!

Pak bos atau kamu yang biasanya ngasih task bejibun ke bawahan atau partner kerja, sebelum ngasih job task / pekerjaan mustinya bisa-lah berpikir logis dan menghitung Time-Range dari pekerjaan itu sendiri. Bukan memberikan pekerjaan dengan Rentang Waktu (Time Range) yang di mepet-mepetin atau malah di kurang-kurangi. Minimal berikanlah waktu tambahan!

Perlukah Waktu Tambahan?

Perlu! dan sangat perlu! sebelum anda tanya gunanya untuk apa? saya jawab dulu beberapa Common Purpose (Tujuan Umum) di perlukannya Tambahan Waktu / Additional Time.

Perlu adanya waktu tambahan Untuk :

  1. Memberikan kesempatan programmer / pekerja mem-validasi hasil kerjaan.
  2. Memberikan kesempatan programmer untuk menguji hasil kerjaan.
  3. Membuat programmer merasa lebih dihargai (eh)

Dalam hal ini sebenarnya bukan untuk wilayah pemrograman saja (Bidang IT) tapi di berbagai bidang lainnya. Saya berani ngetik seperti ini karena juga pernah berwiraswasta , jadi anak bos, jadi bos hingga sekarang jadi kuli ketik alias tukang koding.

Ada juga menurut saya pantangan untuk bos-bos atau atasan yang tidak atau saya anggap Tabu untuk di lakukan / diucapkan / meminta ke pegawainya saat proses pengerjaan padahal waktu akhir masih ada bahkan masih panjang.

Apalagi sebagai programmer, banyak yang anggap kalau ngoding itu cuma sekedar googling sana sini kelar sudah.

Hal Tabu Untuk Di Lakukan Oleh Atasan Ke Bawahan Saat Proses Pengerjaan

  1. Bertanya “Kapan Kelar“, hal ini yang sering di lakukan oleh anda mungkin? atau atasan anda?. Ini adalah salah satu momok menakutkan atau bisa dibilang penyakit yang paling menyakitkan buat seorang programmer. Karena hal ini akan bisa (bahkan mutlak) membuat seorang programmer merasa risih atau merasa terganggu (bahkan bisa saja memendam amarah alias kesel beudh). Kalau ingin bertanya untuk hal yang seperti ini sih bisa di lakukan dengan cara yang halus dengan rayuan-rayuan gombal penyemangat kerja (jangan lakuin terus menerus ntar jadi kelihatan lebay) contohnya :
    • Kamu ada kesulitan gak? atau butuh bantuan? kalau butuh bantuan ntar aku coba kontak temen atau kamu ada rekomendasi temen kerja yang bisa bantu kamu, biar nanti waktu pas mau deadline gak keteteran.
    • Jangan maksain tenaga & pikiran loh ya, kalau bisa atur waktu yang teratur biar nanti waktu mau akhir waktu job task gak kecapean, dan kerjaannya gak terlantar yang pastinya kamu gak kebebani masalah kerjaan.
    • Nanti kalau job task selesai atau butuh tambahan waktu kamu bilang ya. (ini mancing tapi aman)
  2. Jangan berikan task baru / queue task baru saat proses pengerjaan atau bahkan bisa dibilang HARAM saat si programmer sedang bekerja / melakukan proses koding / melakukan pekerjaan dari job task. Kenapa? karena ini juga akan menimbulkan rasa benci (eaa eaaa eaa) maksudnya bisa menambah tekanan pada pekerja itu sendiri. Bisa tekanan batin atau mungkin berujung pada tekanan jiwa merasuk sukma. Hal seperti ini-lah yang sering seenaknya saja dilakukan oleh atasan, asal nylonong bilang : abis ini kerjain ini ya lalu ini lalu itu lalu ? Bisa Mokad kamu punya partner kerja. Boleh lah nambah job task, tapi musti paham timing atau waktu yang tepat. Seperti contoh aplikasi sudah jadi atau 90% jadi dan si programmer / pegawai / partner mulai tidak se-intensif sebelumnya, dan tentunya dengan kalimat yang lebih mendidik seperti : “kamu mau kelar kan ya? ntar kalau memang mungkin ada waktu senggang, coba liat task ini ya. Pelajari aja dulu waktu senggang, buat task berikutnya hehehe”. Dan tentunya bumbui dengan sedikit guyonan biar gak garing! Misal tambahi kalimat “kalau udah senggang, ntar kita nyari cewek bening & bohay! sekalian ngobrolin task berikutnya sambil ngopi santaiiii kaya di pantaiiiii
  3. Terus-terusan nanya “Progress?” atau “Progress Sampai Mana?”. Ini salah satu hal yang saya paling benci, waktu keAsyikan ngoding eh di tanya gitu! bikin gedeg aja!, biarin lah programmer itu ngoding dulu, dan tolong jangan tanyakan itu berulang-ulang, malah bikin males alias partnermu ogah-ogahan bahkan bisa malah ogah ngerjain task & bisa aja di ulur-ulur waktunya alias di tinggal ngegame itu kodingan. Karena pertanyaan tersebut bukan bikin semangat, malah bikin drop mental. Dikit-dikit nanya progress, Nanya progress kok dikit-dikit?
  4. Minta / Request pengerjaan lebih di percepat dari waktu deadline. Dan ini juga salah satu hal yang paling HARAM JADDAH, diucapkan kepada partner. Bisa saja partner malah tersinggung dan marah, bahkan bisa saja sampai dia Stop atau Berhenti dari mengerjakan job task atau malah ditinggal begitu saja itu job task. Jangan salahkan partner tapi salahkan anda sendiri kalau sampai kejadian.
  5. (Tekhususkan Programmer) Meminta report , list pengaplikasian, journal /report per finished module, update report list dll dll. Ini maunya si bos apa? Programmer itu bukan tukang ketik pake aplikasi Office atau google spreadsheet, tugasnya untuk membuat aplikasi bukan bikin laporan. Kenapa gak sekalian minta di buatin nasi goreng, atau rawon atau bahkan suruh ngepel monas sekalian?
  6. Memarahi partner dengan alasan yang tidak jelas atau tiba-tiba marah begitu saja karena terdapat kesalahan kecil yang tidak di sengaja terhadap aplikasi yang belum selesai. Kalau anda sampai melakukan hal ini. Saya bisa bilang ini Bodoh permanen alias murni tanpa tersentuh peradaban & jaman. Bisa langsung down tuh partnermu, bahkan hal ter-Fatal adalah partner memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kemitraan sama anda. Ya 11 – 12 seperti anak muda di mabuk cinta lagi keluar malem minggu, eh gegara waktu keluar make-nya sandal japit merk sual-elo-w, kamunya malah marah merah membara sembari jingkrak-jingkrak kaya kuda lagi maen trampolin aja. Nanti kamu ntar yang di tampol, dan menyandang status Jomblo lagi.

Intinya adalah, anda kamu atau kau sebagai pihak pertama alias yang memberikan job task itu juga harus pengertian, dan pastinya juga harus paham mana yang musti, boleh, tidak boleh atau bahkan mutlak haram-nya (dari tadi ngetik haram mulu) di minta / dilakukan kepada partner / pegawai / bawahan bahkan orang lain.

Sebenarnya mau nulis lebih panjang dan terperinci lagi, dan ingin rasanya menumpahkan unek-unek di hati ini dengan kalimat-kalimat puitis dan lebih logis seperti ****** jaran dobol misalnya.

Tapi… apalah daya job task juga sudah menunggu, berbaris-baris, berderet-deret.